Mudah Menjadi Pengusaha Muda, Simak 3 Tipsnya!

 Menjadi pengusaha bisa dimulai dari usia berapapun. Begitulah kiranya alasan Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Arab Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Workshop Kewirausahaan pada Sabtu (25/9/2021). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan diikuti oleh 113 peserta. Sebagaian peserta workshop merupakan mahasiswa baru sebab kegiatan tersebut merupakan serangkaian kegiatan Sambut Mahasiswa Baru (Samaru).

Menghadirkan wirausahawan muda —yakni Didik Arwinsyah, SEO sebagai pembicara, workshop kewirausahaan diharapkan dapat mendorong keinginan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan. Workshop kewirausahaan bisa menjadi jendela bagi mahasiswa baru untuk melihat dunia bisnis sehingga mereka dapat mempersiapkan diri lebih dini.

Sejalan dengan program Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat pertumbuhan entrepreneur, Workshop Kewirausahaan menjadi wadah yang tepat untuk mencetak wirausahawan muda. Kemudahan berwirausaha juga disampaikan oleh Didik Arwinsyah. Sebagai penerima Wirausaha Muda Mandiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah tahun 2014, Didik menuturkan bahwa era digital memudahkan siapapun untuk memulai bisnisnya secara online. Bermodal laptop, ponsel, dan internet, seorang pengusahan online dapat menjangkau berbagai wilayah. Melihat kemudahan itu, Didik membagikan tiga tips menjadi entrepreneur online di usia muda.

Pertama, mahasiswa harus mempunyai produk. Produk tersebut bisa berbentuk fisik, jasa, dan digital. Produk fisik misalnya pakaian, makanan, kerajinan tangan, dan sebagainya. Sementara produk jasa bisa disesuaikan dengan skill para mahasiswa yang memiliki nilai jual. Terakhir adalah produk digital, misalnya video tutorial yang dewasa ini semakin beragam.

“Rumus produk itu produknya unik atau berbeda. Karena mindset berbisnis adalah mending terlihat beda daripada terlihat lebih baik,” ungkap Didik.

Kedua, riset pasar atau market. Riset pasar bisa dilakukan dengan mudah melalui internet. Hanya dengan memasukkan nama kota sebagai kata kunci, mahasiswa dapat memperoleh fakta baru mengenai kebutuhan pasar di wilayah tertentu.

Ketiga, mahasiswa harus memahami memahami konsep marketing. Didik merumuskan konsep marketing ke dalam tiga hal, yaitu BMT. “B” merupakan singkatan dari butuh, “M” adalah murah, dan “T” adalah terbatas.

Mahasiswa perlu memastikan bahwa produk yang mereka jual dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila produk tersebut termasuk ke dalam kebutuhan sekunder atau tersier, maka mahasiswa dengan daya kreatifitasnya dapat membuat calon pembeli merasa butuh untuk membeli produk yang ditawarkan. Mahasiswa sebagai pengusaha juga dapat menawarkan produk ke pembeli dengan memberikan promo. Promo membuat produk yang dijual terkesan lebih murah. Selain menciptakan kebutuhan dan melakukan promo, mahasiswa sebagai pebisnis dapat membatasi jumlah produk yang dijual. Pembatasan tersebut bisa dilakukan baik secara kuantitatif maupun waktu promo.

“Kalau dari ketiga itu salah satunya ada yang tidak bisa, cacat bisnis kita,” pungkas Didik. Humas UNS

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Muhammad Ismail El Hanafy 

Komentar